“Aku mulai menunggu. Pikiranku berkecamuk liar. Aku
antara sibuk memikirkan hal-hal praktis yang mesti kulakukan untuk bertahan
hidup, dan tersiksa oleh rasa sakit. Aku menangis tanpa suara.”
Demikian
salah satu paragraf dalam novel ‘Life Of
Pi’. Kisah nyata yang dibukukan oleh penulis dunia, Yann Martel. Membaca tuntas
buku ini, saya seperti ikut merasakan ketegangan dan ketakjuban yang luar biasa. Siang malam dibisiki
oleh nyanyian-nyanyian kematian. Akankah kita bisa bertahan sekuat-kuatnya atau
lebih memilih mati sebagai jalan keluar?
Adalah
Piscine Molitor Patel, yang kemudian disingkat Pi Patel. Seorang pemuda berumur
16 tahun, korban kapal karam. Dikisahkan Pi Patel berasal dari Kota Pondicherry,
India, dan dibesarkan dari keluarga penyuka binatang. Ayahnya adalah seorang zookeeper, dan pemilik kebun binatang
terbesar di Pondicherry. Hari-hari Pi Patel berkawan dengan kelucuan dan
kegarangan binatang. Mulai dari kura-kura yang membentuk piramida, jerapah yang
anggun dan pendiam, unta yang bermuka mesum, hingga harimau bengis pemakan kambing.