RSS

Senin, 04 Maret 2013

'Life of Pi', dan Kemahabesaran Tuhan


“Aku mulai menunggu. Pikiranku berkecamuk liar. Aku antara sibuk memikirkan hal-hal praktis yang mesti kulakukan untuk bertahan hidup, dan tersiksa oleh rasa sakit. Aku menangis tanpa suara.”
Demikian salah satu paragraf  dalam novel ‘Life Of Pi’. Kisah nyata yang dibukukan oleh penulis dunia, Yann Martel. Membaca tuntas buku ini, saya seperti ikut merasakan ketegangan  dan ketakjuban yang luar biasa. Siang malam dibisiki oleh nyanyian-nyanyian kematian. Akankah kita bisa bertahan sekuat-kuatnya atau lebih memilih mati sebagai jalan keluar?
Adalah Piscine Molitor Patel, yang kemudian disingkat Pi Patel. Seorang pemuda berumur 16 tahun, korban kapal karam. Dikisahkan Pi Patel berasal dari Kota Pondicherry, India, dan dibesarkan dari keluarga penyuka binatang. Ayahnya adalah seorang zookeeper, dan pemilik kebun binatang terbesar di Pondicherry. Hari-hari Pi Patel berkawan dengan kelucuan dan kegarangan binatang. Mulai dari kura-kura yang membentuk piramida, jerapah yang anggun dan pendiam, unta yang bermuka mesum,  hingga harimau bengis pemakan kambing.