SMS Cinta

Sejak trend smartphone mewabah, saya jarang sekali membuka sms, mengecek inbox ataukah sekedar membuka fitur lain dalam sms. Pesan singkat kini lebih praktis dengan beragam aplikasi chat yang menghiasi smartphone. Blackberry, wathsapp, line, lebih praktis, efisien, dan sempurna dengan beragam emoticonnya,  yang bisa mewakili perasaan si pengirim.

Zaman sms telah bergeser. Pelan menyusul era telepon koin yang telah usang dimakan zaman. Gampang bagi saya menebak  pengirim pesan melalui media sms saat ini. Kalau bukan sms tagihan kartu pasca bayar, sms pemberitahuan sale departemen store, sms Telkomsel sebagai provider kartu telepon seluler saya, dan sms cinta tak bertuan. Yang terakhir ini, frekuensi pengirimannya semakin sering.


Kalau beberapa waktu lalu, kita dibuat gusar, geram, dengan fenomena sms mama minta pulsa,  mama minta transferan uang, atau sms pemberitahuan  pemenang undian hadiah bombastis. Yang menelan banyak korban akibat aksi tipuannya membuat skenario, memperlena korban dengan iming-iming hadiah melimpah. Aksi hipnotis disinyalir menyimpil di aksi ini. Sehingga korban, enteng saja jika diarahkan ke ATM meski hanya lewat perintah suara di ujung telepon.

Kali ini, sms cinta dengan kata-kata romantis semakin sering berbunyi. Membacanya, saya kadang geli-geli sendiri. Mau marah, geram, juga tidak bisa. Yang  ada ngakak sembari memegang perut menahan kelucuan pengirimnya.  Dia bilang begitu rindu, meski tak pernah bertatap muka. Dia bilang saya cantik, mempesona, barangkali kita jodoh. Blablabla.  Dan meminta menghubungi nomor tertentu.Wkwk

Jelas, ini bukanlan sms nyasar. Pengirim sepertinya mengirim massal ke nomor-nomor yang telah diacaknya. Cuma, jujur saya saya tidak tahu apa maksud atau motif di balik sms cinta ini. Berujung kepenipuan! Hmm sudah tidak zaman kali. Orang tentu belajar dari pengalaman-pengalaman buruk sebelumnya.

Mau bilang pengirimnya kurang kerjaan, atau tak ada kerjaan.  Masih fifty-fifty. Mereka tentu memiliki pendidikan cukup. Menginventarisir nomor handphone yang aktif, menyusun kalimat-kalimat romantis sekalipun cuma mengcopy-paste, menyusun rencana setelah itu, semuanya tentu berawal dari ide. Mereka orang-orang kreatif.

Andai saja, kata-kata cinta itu mereka jual ke hal positif. Misal, membeli baju kaos beberapa kodi atau beberapa lusin. Terus disablon dengan kata-kata jagoan mereka itu. Dijual memanfaatkan media sosial yang orang di pedalaman sekalipun bisa mengaksesnya. Atau membuka usaha warung cafe kecil-kecilan, dengan menu slogan cinta andalan mereka, misal jus terong cinta, atau es kelapa menanggung rindu, jus apel semanis senyummu, dll.

Mungkin bagi mereka, saya terlalu beretorika. Sebab prinsip berwirausaha tentu membutuhkan modal materi yang tak sedikit. Tapi jika menyasar nomor handphone orang, menembaki dengan kiriman sms cinta penuh rayuan, tak peduli orang tersebut istri/suami orang, lajang ataukah janda/duda, maka mereka sudah tergolong pemberani. Harusnya berani juga mengambil resiko, untuk hal-hal yang lebih positif. Bukan hanya berani di sms.
👼😎💃
#PerempuanBPSMenulis
#MenulisAsyikBahagia
#15HariBercerita
#harike-8