RSS

Jumat, 18 November 2016

Lulus ASI Eksklusif

Alhamdulillah..6 bulan telah berlalu. Persis di tanggal ini kamu lahir, anakku.  Sebuah kebanggaan tiada taranya bisa melahirkanmu secara normal, dan memberimu nutrisi terbaik & termahal di dunia ini. Enam bulan, kamu bergantung hidup dari ASI Ummi, nak. Biarkan orang mencap Ummi pamer ataukah lebay. Mereka mungkin tidak tahu, ada perjuangan besar selama 6 bulan ini memberimu air emas . Ummi sekuat tenaga melawan syndrom Baby Blues. Ummi dibayang2ngi kengerian & ketakutan yang mencekam tiap malam pasca kelahiranmu. Mengingat dengan jelas jam2 melawan maut menuju detik kelahiranmu.

Ummi ketakutan, frustasi yang terus menerus menghantui, membuat Ummi selalu bersedih,mojok, menangis. Belum lagi,  kesulitan sebagai newmom sempat memupus rasa percaya diri Ummi. Bisakah menjadi ibu yang baik! Mendengar setiap hari  tangis panjangmu tiap tengah malam hingga pagi . Kulitmu yg menguning, dan omongan semua orang yang menjengukmu. Kamu sangat kecil, ringan, dan keliatan tidak sehat..Tumpah ruahlah kesedihan ini. Dan fakta lainnya, ASI ini keluar hanya setetes demi setetes saja. Hormon Oksitosin yang berfungsi sebagai perangsang keluarnya ASI, jelas tidak bisa berbohong. Bersedih tidak akan bisa membuat ASI keluar dengan baik & lancar. Itu sudah hukum alam. Lengkap sudah alasanmu menangis sekencang-kencangnya.  Semua memaksa Ummi untuk memberimu susu formula. Nenek, kakek, tante,  kerabat,hingga tenaga medis pun satu suara. Bayimu Kelaparan. Titik. Kata mereka. Dan ASI ku tidak akan bisa memenuhi kebutuhanmu,Nak. Ummi telah goyah & kehilangan harapan. Tapi satu orang yang tadinya diam kemudian bersuara lembut, membisiki bak Malaikat. "Allah menciptakan bayi itu, sepaket dengan hak cinta & rezky makannya. Orangtuanya lah yang wajib memperjuangkan itu". Di Al Qur'an jelas ada perintah menyusui 2 tahun lamanya. Adakah hal yang harus diragukan lagi! Perkataannya menohok. Laksana oase di padang pasir..Menyejukkan. Dialah Abi. Ayah kandungmu, Nak. Dengannya, Ummi berpegangan tangan memperjuangkan hak ASI mu. Ummi ingat, dia pernah menyuapi ummi sayur jantung pisang & kangkung sambil membisikkan kata-kata romantis..Dia menggoreng kacang untuk Ummi. Dia mencarikan Ummi alat pompa menyusui, meski pada akhirnya alat pompa itu gak terpakai karena kurang cocok.  Dia berusaha bersahabat dengan hormon oksitosin dalam diri Ummi. Semua kami upayakan agar ASI untukmu cukup. Abi memainkan perannya dengan sangat manis. Ujian lain datang seminggu setelah kelahiranmu. Ummi diharuskan pihak rumah sakit untuk melakukan Kuretase. Karena ada jaringan plasenta yang belum keluar sempurna saat proses persalinanmu. Ini dikhawatirkan menjadi racun mematikan di kemudian hari. Tidak ada pilihan lain, selain membawamu ke rumah sakit menemani Ummi. Airmataku bercucuran ketika akan dibawa ke ruang operasi. Kamu sedang tidur ketika beberapa perawat menjemputku.  Bagaimana ketika kamu terbangun & mencari ASI ? Keluarga berusaha menenangkan bahwa semua akan baik2 saja. Sejam lebih Ummi di ruang operasi. Diam-diam, nenek berusaha memberimu susu formula karena tangismu yang tak kunjung reda saat terbangun. Tapi kamu pintar, nak. Kamu  tidak bisa menghisap melalui media dot. Sehingga sufor itu tidak bisa kamu icipi. Dalam ketidakberdayaan, Ummi meminta menyusuimu beberapa menit pasca operasi kuret. Sisa-sisa anastesi itu masih ada. Ummi antara sadar & tidak sadar saat itu. Tapi sakit itu hilang melihatmu lahap menyusu. Pernah juga, di usiamu menginjak 2 bulan. Ummi menderita Diare berujung Muntaber. Kita di kampung waktu itu. Terpisah jauh dengan Abi. Bidan desa yang datang memeriksa, menganjurkan Ummi segera dirujuk ke puskesmas kecamatan. Ini karena muntaber menyebabkan cairan di tubuh Ummi berkurang drastis & mempengaruhi kurangnya tensi darah. Bidan meminta kamu tetap di rumah, sementara Ummi harus segera dirawat intensif. Lagi-lagi, susu formula menurut bidan adalah opsi terbaik selama Ummi di rawat.  Keluarga pun mendukung. Tapi Ummi berkeras. Meminta beberapa obat diare & meminum cairan oralit & air rebusan daun jambu. Abi menenangkan dari jauh bahwa semua akan baik-baik saja. Ummi kembali menyusuimu dalam ketidakberdayaan. Lunglai, lemas, pening, semua menyatu di tubuh Ummi. Kamu menangis sejadi-jadinya, karena susu yang kamu dapatkan sedikit. Tapi Ummi memohon kepada siapapun yang berniat memberimu sufor. Agar mengurungkan niatnya, sembari Ummi terus berupaya dan berikhtiar untuk sembuh. Dan benar', muntaber itu pelan-pelan pergi..Yah, hanya orang keras kepala yang bisa melakukan ini, nak.
Lepas cuti, Ummi harus kembali ke dunia kerja. Ada haru di hari pertama meninggalkanmu.Tapi ini harus dijalani. Ummi bersyukur hidup di era keterbukaan informasi yang cepat. Sehingga semua tanya & ketidaktahuan tentang manajemen ASI  bagi working mom bisa terjawab. Grup AIMI adalah gudangnya informasi terkait ASI eksklusif. Ummi sangat terbantu dan semakin semangat mengejar kecukupan  2 tahun ASI untukmu. Ummi memompa tiap 2-3 jam di kantor untuk stokmu esok harinya.  Ummi sangat menikmati tantangan ini, nak. Sebuah kesyukuran luar biasa pula, mendapat pimpinan & rekan kerja yang pro ASI.
Ummi dibebaskan pumping ASI bila saatnya tiba.  Namun, jalan masih panjang, nak. Tantangan & ujian akan datang silih berganti. Tapi Ummi bertekad, akan memberikan yang terbaik untuk hidupmu. Salah satunya dengan nutrisi terbaik yang telah terjamin khasiatnya. Ummi tidak akan memberimu setetespun susu lain hingga 2 tahun usiamu. Insya Allah. Semoga Ummi senantiasa sehat. Agar diberi kemudahan mewujudkan tekad itu. Selamat 6 bulan, gadis kecilku😍😇

0 komentar:

Posting Komentar