Minggu adalah saat yang dinanti banyak orang.
Para pekerja, siswa, mahasiswa, dan entah siapapun pasti menyenangi kala berakhir
pekan. Saat yang tepat untuk meluruhkan segala penat setelah seminggu
beraktifitas. Bercengkrama sepanjang hari bersama keluarga, teman, dan orang
terdekat. Mengakrabkan diri dengan
hobby. Atau minimal, minggu adalah waktu untuk memanjakan(baca: perawatan) diri.
Tapi
yang terjadi pada sebagian orang tidaklah setenang itu itu. Kami contohnya,
sebagai ujung tombak data statistik, kami kerap menggunakan segala waktu untuk
mengumpulkan data primer dari responden rumah tangga, industri, kontraktor,
dsb. Tuntutan pekerjaan yang harus tepat waktu. Memaksa kami untuk kreatif
mencacah (baca: mendata) di lapangan,
dan pintar-pintar mencari celah waktu yang tepat, untuk melunasi segala survey maupun
sensus. Seperti yang terjadi minggu ini. Kami sudah dipastikan menggunakan
waktu libur untuk bekerja. Hal ini karena banyak kegiatan ad-hoc yang menumpuk di bulan ini. Dan karena deadline pekerjaan yang semakin dekat, ditengah beban kerja yang
bejibun. Tapi bukan sekelumit kisah itu yang hendak saya bagi, melainkan tiga
peristiwa hari ini yang sedikit mengusik, sekaligus menentramkan hati.