RSS

Minggu, 17 November 2013

Cerita Tentang Motor Dinas



      Minggu adalah saat yang dinanti banyak orang. Para pekerja, siswa, mahasiswa, dan entah siapapun pasti menyenangi kala berakhir pekan. Saat yang tepat untuk meluruhkan segala penat setelah seminggu beraktifitas. Bercengkrama sepanjang hari bersama keluarga, teman, dan orang terdekat.  Mengakrabkan diri dengan hobby. Atau minimal, minggu adalah waktu untuk memanjakan(baca: perawatan) diri.
                Tapi yang terjadi pada sebagian orang tidaklah setenang itu itu. Kami contohnya, sebagai ujung tombak data statistik, kami kerap menggunakan segala waktu untuk mengumpulkan data primer dari responden rumah tangga, industri, kontraktor, dsb. Tuntutan pekerjaan yang harus tepat waktu. Memaksa kami untuk kreatif mencacah (baca: mendata) di lapangan, dan pintar-pintar mencari celah waktu yang tepat, untuk melunasi segala survey maupun sensus. Seperti yang terjadi minggu ini. Kami sudah dipastikan menggunakan waktu libur untuk bekerja. Hal ini karena banyak kegiatan ad-hoc yang menumpuk di bulan ini. Dan karena deadline pekerjaan yang semakin dekat, ditengah beban kerja yang bejibun. Tapi bukan sekelumit kisah itu yang hendak saya bagi, melainkan tiga peristiwa hari ini  yang  sedikit mengusik, sekaligus menentramkan hati.

Selasa, 22 Oktober 2013

Jangan Tanya ‘Kapan Saya Menikah!’



          Menikah, adalah hal mutlak yang sudah pasti diimpikan semua manusia-manusia dewasa. Kaum perempuan, boleh jadi pemimpi terbanyak yang ingin merasakan indahnya berumah tangga. Dilandaskan  keinginan untuk memiliki pelindung dan pemimpin di balik kelemahannya. Di usia yang tak lagi remaja, tentunya menikah menjadi pilihan tebaik untuk lebih menyempurnakan selagi menyeimbangkan hidup. Dan banyak kejadian, rezky orang (terutama laki-laki sebagai kepala keluarga) justru akan terbuka lebar setelah Ia menikah. Rezky sang anak, bisa jadi diturunkan Allah melalui orangtua.
      Dalam Al-Qur’an pun jelas menyerukan menikah (Q.S AR-Ruum:21). “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya diciptakan-Nya untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri, supaya kamu mendapat ketenangan hati ,dan dijadikan-Nya kasih sayang diantara kamu.

Senin, 07 Oktober 2013

Bunga yang Cantik & Tangguh



Alisnya tebal.  Diperindah dengan bulu mata yang lentik. Bibir yang tipis menyempurnakan pesona ayunya  kala menyunggingkan senyum.  Mata sendu dengan hidung yang nyaris bangir, menambah kesempurnaan estetika di wajahnya. Ditambah postur tubuh yang tinggi padat dengan kulit putih yang melekat.  Rambut panjang indahnya terurai menyentuh setengah lengannya, memberi keanggunan tersendiri  jika melihatnya berlenggok.
Dialah Bunga, teman baik saya selama hampir dua setengah tahun ini. Pekerjaan saya yang menuntut analisis data pengunjung hotel tiap bulannya, mengantarkan saya menjalin hubungan baik dengan perempuan ramah ini. Dia sebagai staf administrasi sebuah hotel kelas melati di daerah saya. Dan melalui dia-lah , rekapan data hotel itu saya kumpul tiap bulannya. Kami sering berdiskusi panjang, dari  masalah tamu hotel yang cerewet, tamu yang makin sedikit,  hingga perkembangan hotelnya yang stagnan. Dan sudah dipastikan, tawa renyahnya pasti melekat manis sepanjang obrolan kami.

Senin, 23 September 2013

'R E N A N G'

Gerimis menyapa sore. Ketika penat selama tiga hari kelas pelatihan di Makassar usai. Saya memilih berakhir pekan dulu di rumah sanak keluarga, sebelum balik ke Maros. Adik sepupu, mengajak mengisi sore ini dengan berenang di salah satu hotel elit di wilayah Pantai Losari Makassar. Tanpa membuang waktu, saya pun yang sedari tadi terasa jenuh, memilih bergegas segera. Apalagi beberapa bulan terakhir ini, saya dan beberapa kawan baik sedang  gencar-gencarnya belajar olahraga ini. Olahraga yang membuat kulit ini harus bersahabat dengan air.

Sabtu, 01 Juni 2013

Harmoni dalam Keluarga Kecil


            Saya tak hanya belajar. Tapi juga merasa nyaman, damai, dan  benar-benar ‘hidup’ ketika di sana. Mungkin itulah barangkali komunitas ideal, menurut konsep hati saya.
            Menjadi mahasiswi tentunya menjadi dambaan anak seumuran saya kala itu. Tahun 2005 awal saya menginjakkan kaki di universitas yang konon terbesar di kawasan timur Indonesia.  Fakultas Pertanian menjadi muara ilmu saya. Spesifik di Jurusan Agribisnis. Jurusan yang dikenal dengan julukan ‘anak tani’, dikarenakan keseringannya melakukan praktek lapang di pedesaan dan di pemukiman petani. Perkuliahan yang membosankan membuat saya perlahan-lahan mencari aktifitas lain. Tahun kedua, jiwa organisatoris saya mulai terasah. Menjadi pengurus di Badan Pengurus Harian (BPH)  Himpunan  memberi makna tersendiri dalam cerita mahasiswa saya.

Jumat, 31 Mei 2013

Komunitas dan Kokokan Ayam Ketawa


Perbedaan itu memang ada. Tapi bukankah masing-masing dari kita cenderung merapat dalam persamaan. Persamaan visi misi, bakat, dan kecintaan membuat kita lebih nyaman mengeksplor semua keinginan. Komunitas, adalah wadah paling tepat mencurahkan semua persamaan yang ada. Tak terkecuali, komunitas pecinta ayam ketawa.
Suasana nyaman, bahagia, tentram dan harmonis tentunya menjadi dambaan setiap orang. Atmosfer itu terbangun ketika kita memiliki kesamaan satu sama lain.  Tak hanya dalam keluarga, bersatu dengan orang lain dalam sebuah komunitas, akan membuat energi positif kita keluar. Karena dengan ini, kita bebas berimajinasi dalam bingkai kreatifitas yang sama.

Jumat, 24 Mei 2013

BLOG, Sarana Aktualisasi Diri



Banyak hal yang bisa menjadi bukti eksistensi diri. Medianya menyebar di mana-mana. Dan  Anda bebas memilihnya?Eksis dengan cara alay, memburu sensasi, ataukah memilih cerdas dengan eksis di media  positif. Blog, adalah media yang paling tepat untuk para pemikir-pemikir  yang ingin maju.
Menulis, adalah alasan kenapa saya membikin blog. Mungkin alasan yang sama dengan manusia-manusia lainnya yang juga memiliki website pribadi ini. Ada rasa menyesal yang membuncah karena baru memiliki diary online ini setahun terakhir. Padahal nyaris tiap peristiwa bersejarah dan momentum penting  yang saya alami, terekam jejaknya dalam  simpul-simpul  kata di folder-folder laptop. Maklum, saya paling tak handal dalam menulis fiksi. Entah karena tak suka dengan dunia khayal atau dongeng. Tapi menurut saya, problem dan realitas penting yang saya alami, membuat jemari ini akan lebih mudah menemukan alur dan ujung perjalanannya. Jadilah, seluruh bagian dalam hidup saya, terceritakan dengan baik lewat tulisan-tulisan yang saya museumkan sendiri.

Sabtu, 18 Mei 2013

Tentang Dua Sisi Kehidupan



                  Seperti dua sisi mata uang, seperti itulah lakon hidup kita.
 
            Pernahkah Anda merasa dunia ini sangat bersahabat ? Dan ada titik tertentu, Anda merasa dunia ini sangat tidak adil atas segala balasan dari pengharapan Anda! Seperti itulah lakon hidup kita. Sebab sedih dan senang punya masanya sendiri. Dan kata pergi dan kembali, punya waktu dan tempatnya sendiri.
   Waktu terus berputar, seperti roda yang akan terus berjalan dan tidak statis. Setiap dari kita tentunya mengalami pula fase berputar dalam perjalanan hidup, seperti roda. Kadang di atas, kemudian berganti di bawah. Kadang dengan senang hati melewati jalan mulus, dan kerap pula mendongkol melewati jalan berliku nan berkerikil. Ini manusiawi. Sebab kita bukan pangeran atau permaisuri di cerita dongeng, yang berkelimpahan nikmat tanpa merasakan peluh derita.

Kamis, 09 Mei 2013

Keluarga, Sumber Segala Cinta



                Cinta adalah  kasih yang  mengalir tanpa pengharapan apapun. Tengoklah di sekelilingmu, apakah ada yang menawarimu jutaan kasih yang berlimpah, selain keluarga? Cinta pertama saya ada di sini. 
               Bagi sebagian orang, cinta pertama kerap diartikan sebagai perasaan ‘menggila’ terhadap lawan jenis. Bisa jadi, dia yang pertama menghadirkan pelangi di hari-harimu, ataukah dia sebagai orang pertama yang merubah hari-harimu menjadi lebih cerah, positif, dan penuh gelak tawa.  Mengisahkannya, terasa semua memoar terbuka lebar untuk melukis tentangnya.
         Tapi bukan itu yang hendak saya bagi. Cinta pertama saya adalah mereka yang berani mempertaruhkan apapun, sekalipun itu nyawa, agar  dapat melihat gurat-gurat bahagia di wajah saya melekat manis. Cinta pertama saya  di dunia ini tertuju kepada sosok-sosok teduh sang penyelamat hidup. Bagaimana tidak! Tuhan menciptakan kita di dunia ini tidak sebatang kara. Ada tangan-tangan malaikat yang meniup roh dan nafas kita, yang tadinya tidak beraturan menjadi normal. Tangan-tangan itu, kemudian menjadikan kita yang tadinya nihil (tak terbentuk), menjadi terisi dan terbentuk sempurna. Tangan-tangan itu tidak hanya mengasuh, merawat, atau menunjuk. Tapi menggiring ke pintu-pintu kebaikan. Di sanalah muara cinta saya tergenang. Keluarga, tempat cinta pertama itu bersemi!

Kamis, 02 Mei 2013

Karena Pink adalah Pembawa Pesan Damai




              Hidup adalah sejuta warna. Ibarat melukis di atas kanvas, tak akan indah jika hanya satu warna saja yang menonjol. Dan manusia sebagai penikmat seni, merasakan sensasi yang berbeda akan keindahan setiap warna. Semua bersumber dari selera hati. Warna pink bagi saya, adalah pembawa pesan damai.
               Manusia diciptakan Tuhan dengan kantung imajinasi. Olehnya, kita bebas berimajinasi di dalam maupun di bawah alam sadar kita. Kita bebas menentukan kesukaan dan talenta kita pada suatu objek.  Bebas memilih dan jatuh cinta akan setiap karya seni  yang terpampang di depan mata. Warna sebagai bagian dari seni, nyaris mengisi seluruh lingkup kehidupan kita. Merah, kuning, hijau, biru, putih, coklat, ungu, hitam, dan lainnya  memberi kesan dan identitas tersediri bagi para penikmatnya. Sehingga wajar kiranya kita memiliki satu hubungan emosional terhadap warna tertentu.

Kamis, 25 April 2013

Sejuta Asa dari Sang 'TKI'



                  “Jika harus mengabdikan sebagian hidupku demi kebahagianmu, Nak! Saya akan memilih pilihan sesulit apapun…”
 
                Matanya nanar, mulutnya mengap-mengap menahan kantuk. Bulu kuduknya merinding, tak tahan dengan tusukan udara dingin pagi buta ini. Papan informasi bandara perihal kedatangan ibundanya jelas, pesawat dari Jakarta yang ditumpangi ibunda sudah posisi landing. Kedua kakaknya sudah mengambil posisi pas  di depan pintu kedatangan  penumpang pesawat. Meskipun tidur lelap ketiga bocah ini terusik hanya dengan sekali tepukanku, kakak sepupunya. Ketiganya sadar dan langsung berlompat. Subuh ini ibunda yang sepanjang tahun ini tak menemani hari-harinya, ibunda yang tak putus menasehati lewat suara di ujung telepon, ibunda yang tiap bulannya tak putus mengirimkan lembar-lembar rupiah untuk uang sekolahnya, tak lama lagi secara fisik akan mendekap tubuh kecil mereka.
                Sudah berapa puluh manusia keluar di pintu kedatangan, tetapi sosok mungil yang dinanti-nanti belumlah menunjukkan batang hidungnya. Si bungsu berumur lima tahun ini lagi-lagi menguap panjang. Ekor matanya melirik seorang anak kecil yang memeluk robot mainan, berjalan beriringan dalam pelukan ibu dan ayahnya. Entah apa dipikiran bocah lima tahun ini.  Sebagai kakak sepupu, saya miris melihat mimik polos bocah bernama Alfat ini. Ada keinginan yang sangat besar di sana. Tangan saya lantas meraih tangannya, menggenggam dan mengalihkan perhatiannya ke pintu kedatangan.

Jumat, 19 April 2013

MAROS, I'm Falling in Love !!!


                 Rasa lokal, sejatinya adalah rasa khas dari hal unik yang merupakan potensi  suatu wilayah. Entah itu potensi alam, maupun potensi yang terbentuk dari kultur dan output  Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada. Tiap daerah tentunya memiliki Local Flavour tersendiri. Dan kita, sebagai bagian dari mata rantai individu-individu suatu daerah, harus menunjukkan kebanggaan dan rasa memiliki (sense of belonging) yang tinggi terhadap daerah masing-masing, sebagai bentuk rasa sukacita akan tanah tempat kita berpijak sekarang.
             Dua tahun yang lalu, sejak saya terangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kota ini telah menjadi bagian terpenting dalam perjalanan hidup saya. Meski, tak satu pun sanak keluarga yang saya miliki di kota ini. Namun seiring waktu, potret kota bersahaja dan keharmonisasian masyarakatnya yang berasal dari Suku Bugis dan Makassar, membuat saya jatuh hati dengan kota yang secara administratif berstatus kabupaten ini. Daerah dengan julukan Butta Salewangang ini merupakan poros jalan propinsi. Sebagai penopang sendi-sendi perekonomian Sulawesi Selatan (Sul-Sel), karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Ibu Kota Propinsi. Dan aset sumber daya alam yang melimpah  di daerah ini,  sangat berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sul-Sel. Diantaranya dari sektor pariwisata, pertambangan/penggalian, industri, perdagangan,  dan pertanian.

Rabu, 10 April 2013

'Rumahku Istanaku'


Rumah adalah istana. Kiasan ini terkesan berlebihan, tapi seperti itulah adanya ketika bercerita mengenai tempat tinggal. Meninggali istana, tak mesti menghabiskan anggaran yang gila-gilaan. Tapi istana sejatinya hadir dalam hati si empunya rumah. Seberapa besar dia menciptakan rasa damai dan tentram sebagai pelengkap istananya. Hal terpenting adalah bagaimana merasa nyaman di istana sendiri. Ada beberapa faktor yang mendukungnya. Selain keindahan dari rumah itu sendiri, juga didukung oleh atmosfer yang terbangun di sekitar rumah. Hubungan yang baik dengan tetangga sekitar, secara tak langsung memberikan efek positif dalam keseharian kita.

Potret Buram ‘PENDIDIKAN’ Kita



Matahari  lagi garang-garangnya siang itu. Sangat terik,  hingga ubun-ubun ini penuh oleh rekahan keringat.  Untuk kepentingan kantor, saya mengunjungi salah satu koperasi di pusat Kota Maros. Dan lagi, untuk keperluan survei keuangan lembaga, dalam hal ini sektor koperasi.  Koperasi ini tepatnya menaungi guru-guru SD di Kota Maros. Keluar dari ruangan bendahara, dua ibu-ibu yang kutaksir umurnya berkepala lima  sontak menanyaiku mengenai ketersediaan uang, serta jumlah uang yang hendak  kupinjam. Saya menimpali tersenyum. Dan mereka lalu nyerocos tanpa kutanyai, bahwa keperluannya kali ini untuk meminjam beberapa juta duit untuk keperluan kuliah. Mengejar pendidikan strata satu. Saya pun mempertegas. Apakah yang ingin kuliah benar mereka? atau anak? ataukah cucunya?Dan mereka kompak menjawab, kuliah untuk diri mereka sendiri.

Senin, 04 Maret 2013

'Life of Pi', dan Kemahabesaran Tuhan


“Aku mulai menunggu. Pikiranku berkecamuk liar. Aku antara sibuk memikirkan hal-hal praktis yang mesti kulakukan untuk bertahan hidup, dan tersiksa oleh rasa sakit. Aku menangis tanpa suara.”
Demikian salah satu paragraf  dalam novel ‘Life Of Pi’. Kisah nyata yang dibukukan oleh penulis dunia, Yann Martel. Membaca tuntas buku ini, saya seperti ikut merasakan ketegangan  dan ketakjuban yang luar biasa. Siang malam dibisiki oleh nyanyian-nyanyian kematian. Akankah kita bisa bertahan sekuat-kuatnya atau lebih memilih mati sebagai jalan keluar?
Adalah Piscine Molitor Patel, yang kemudian disingkat Pi Patel. Seorang pemuda berumur 16 tahun, korban kapal karam. Dikisahkan Pi Patel berasal dari Kota Pondicherry, India, dan dibesarkan dari keluarga penyuka binatang. Ayahnya adalah seorang zookeeper, dan pemilik kebun binatang terbesar di Pondicherry. Hari-hari Pi Patel berkawan dengan kelucuan dan kegarangan binatang. Mulai dari kura-kura yang membentuk piramida, jerapah yang anggun dan pendiam, unta yang bermuka mesum,  hingga harimau bengis pemakan kambing.

Senin, 25 Februari 2013

I B U



Harapan  itu seketika tumbang, Ibu!
Bersama dengan tumbangnya matahari sore di ufuk barat
Ruang hati anakmu  ini terasa kosong melompong
Semua lari bertumpu dipenatnya kepala.

Kenapa  ada yang berkhianat, Ibu!
Kenapa jiwa santun itu tega melukai
Kenapa niat baik ini dicabik-cabik tanpa ampun.
Saya luruh dalam kemunafikan ini, Ibu!

Rasionalitasku bergeming, Ibu!
Ternyata tak selamanya yang dipercaya, layak dipercaya
Tak selamanya yang terlihat bijak, adalah seorang pebijaksana
Semua terkesan paradoks yang sulit kuterima kebenarannya, Ibu!

Menebak jiwa orang lain ternyata tak hanya rumit,
tapi butuh bongkahan hati yang benar-benar kuat, Ibu!
 Malaikat kebaikan itu benar.
Tidak ada semulia jiwamu, Ibu!
Seabadi kasihmu
Dan,  seberharga ketulusanmu.


(Untuk berdamai dengan kenyataan, sepertinya harus jatuh  dulu dalam pelukan Ibu..
22 Februari 2013)
 

Rabu, 13 Februari 2013

T O T A L I T A S



Akhir-akhir ini, saya muak menonton headline news di tiap saluran televisi. Membaca headline koran pun sama muaknya. Semua mengarah pada satu hal. Dugaan korupsi. Hal yang sepertinya telah mendarahdaging di negeri ini. Silih berganti, sang legislator terhormat diciduk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus korupsi. Ada yang telah berstatus tersangka, maupun tahap saksi. Hal yang sama terjadi pada kepala dan mantan kepala daerah tingkat kota/kabupaten dan provinsi, ketua umum partai, level menteri, dan yang lebih menyedihkan presiden partai berkarakter Islam tak luput dari dugaan keterlibatan korupsi. Jumlah yang dikeruknya semua  bernilai milyar. Nilai yang sejatinya sangat efektif, jika membangun fasilitas-fasilitas umum untuk rakyat miskin di pedalaman.
            Saya tak berwenang untuk mengklaim siapa yang benar dan salah pada kasus mereka. Apakah ada rantai panjang dibalik keterlibatan kasus korupsi mereka! Ataukah semua dilakukan secara nafsih-nafsih, ataukah di luar kesadaran mereka, ataukah untuk kepentingan pihak tertentu, ataukah mereka hanya tumbal dari penyelewengan arus politik. Entahlah, hanya mereka dan tuhannya sendiri yang tahu. Karena lembaga se-kredibel KPK dan aparat terkait pun harus cukup bukti kuat untuk memberi vonis atas tindak tanduk mereka, menguras  harta rakyat.

Kamis, 31 Januari 2013

Ironi Kisah Cinta Habibie Ainun




          Kisah cinta Habibie Ainun, boleh jadi membius seluruh lapisan masyarakat saat ini. Hati siapa yang tidak tergugah, melihat kata setia kokoh bertengger hingga akhir hayat. Cinta yang tak pernah luntur termakan usia senja. Dan semangat yang terus bermekaran karena  dukungan penuh dari kekasih hati. Buku berikut filmnya  yang menceritakan kisah dua sejoli ini, laku keras di pasaran. Berminggu-minggu filmnya masih terpajang manis di bioskop-bioskop kota. Dan antrian panjang  penonton yang menembus dua juta orang selama sebulan, menjadi bukti orang-orang tersihir akan romantisme mereka.

Maka menjadi aneh, ketika seorang kawan baik saya malah muak dengan membludaknya film ini. Baginya, buku maupun film Habibie Ainun tak lebih dari ekploitasi berlebih ranah pribadi mereka. Habibie secara tak langsung mengkomersialkan kisah pribadinya, hal yang sangat privasi menurutnya. Dan parahnya lagi, masyarakat Indonesia justru mengapresiasi baik histori percintaan mantan orang nomor satu di negeri ini. Sutradara pun sontak mendapat durian runtuh, film ini barangkali satu-satunya film di Indonesia yang ditonton oleh semua lapisan umur.

Jumat, 18 Januari 2013

Kerja Keras Selalu Juara !




            Siang itu langit lagi cerah-cerah nya, seolah ikut mewakili hati seorang mahasiswi. Sang Profesor baru saja melekatkan gelar Sarjana Pertanian di ujung namanya.  Di luar ruangan, beberapa kawanan nampak sibuk menyalami sarjana baru, ber-tos ria, cipika cipiki, dan berpesta snack, seolah perayaan kecil telah lepas dari belenggu akademik yang mengikat lima tahun lamanya. Ya, beberapa jam diriku larut dalam sukacita pasca Yudisium. Namun, beberapa jam kemudian tatkala malam menyapa. Saya tertegun. Berfikir, akan menjadi apa selepas ini?
            Saya harus berpenghasilan. Selepas yudisium, haram hukumnya meminta se-sen pun uang Ayah lagi. Ini sudah janji pada diri sendiri, melihat perjuangan beliau menyekolahkanku. Mulai kini, tekadku telah bulat mencari pekerjaan. Hidup ini mesti diperjuangkan. Tak cukup membantu Ayah menjadi anak salehah. Hidup mandiri tanpa subsidi siapapun, menantang di depan mata. Toh Ayah hanyalah karyawan swasta biasa yang oleh picingan mata pimpinannya, bisa berhenti kerja kapan pun. Malam itu, surat lamaran kerja pertama dibuat.

Minggu, 06 Januari 2013

Perempuan-perempuan senja.