RSS

Senin, 25 Februari 2013

I B U



Harapan  itu seketika tumbang, Ibu!
Bersama dengan tumbangnya matahari sore di ufuk barat
Ruang hati anakmu  ini terasa kosong melompong
Semua lari bertumpu dipenatnya kepala.

Kenapa  ada yang berkhianat, Ibu!
Kenapa jiwa santun itu tega melukai
Kenapa niat baik ini dicabik-cabik tanpa ampun.
Saya luruh dalam kemunafikan ini, Ibu!

Rasionalitasku bergeming, Ibu!
Ternyata tak selamanya yang dipercaya, layak dipercaya
Tak selamanya yang terlihat bijak, adalah seorang pebijaksana
Semua terkesan paradoks yang sulit kuterima kebenarannya, Ibu!

Menebak jiwa orang lain ternyata tak hanya rumit,
tapi butuh bongkahan hati yang benar-benar kuat, Ibu!
 Malaikat kebaikan itu benar.
Tidak ada semulia jiwamu, Ibu!
Seabadi kasihmu
Dan,  seberharga ketulusanmu.


(Untuk berdamai dengan kenyataan, sepertinya harus jatuh  dulu dalam pelukan Ibu..
22 Februari 2013)
 

0 komentar:

Posting Komentar