RSS

Rabu, 28 Februari 2018

Memahami Watak Pasangan

Di jam istirahat pelatihan kemarin, saya mendapat kesempatan emas mengikuti seminar Mars and Venus, yang dibawakan oleh orang yang sebetulnya  tak saya kenal. Berkat ajakan teman, kami  meluncur ke lokasi seminar. Meski terlambat. Memanfaatkan waktu singkat dengan materi yang begitu menggoda, 'Memahami Watak Pasangan.'


Kepada ibu manis berkacamata , seperti yang disampaikannya, bahwa ia berbagi ilmu untuk mengingatkan dirinya sendiri, maka saya pun berbagi  secungkil ilmu yang saya dapat olehnya ini. Untuk mengingatkan peran saya sebagai pasangan seseorang.

Begitu banyak kisah rumah tangga berakhir di Pengadilan Agama akibat tidak memahami watak pasangan. Ibu berjilbab  ini membuka materinya. Pada dasarnya, otak pria dan wanita itu berbeda. Wanita ketika emosi, akan mengaktifkan kedua belahan otaknya(99% emosi dan 1%pikiran). Sementara pria ketika emosi, akan mengaktifkan belahan otak kanan saja (99% pikiran, dan 1%emosi). Dari pancaran emosi dan penanganannya saja, kita berbeda.

Kadang wanita jengkel, ketika curhatan atau suara hati sepanjang rel kereta apinya  pada suami, dibalas dengan ekspresi datar dan sekali anggukan. Lantas, bermain dengan halusinasinya, menjudge suami yang tak peka atau tak seperhatian kala pertama kali menikah. Menganggap dirinya tak dihargai. Padahal, riset berkata produksi kata pria sehari hanya 5000-7000 kata. Berbeda jauh dengan wanita yang perbendaharaan katanya 16 000-20 000 kata perharinya.

Secara psikologis, pria merasa terbebani dengan istri yang doyan ngeluh dan pabrik uneg-uneg. Ocehan wanitanya malas ditanggapi, karena untuk menanggapinya,  pria harus memikirkan solusi terbaik. Sementara ia sudah disibukkan dengan aktifitas fisik mencari nafkah. Jadi, bukan karena ia tidak sayang atau tak peduli. Ia  tidak ingin terbebani solusi.

Dari dimensi cara berpikir, pria dan wanita memang berbeda. Wanita yang senang menatap lamat-lamat, juga kerap dihantui dongkol melihat aksi pasangannya yang tak memberi umpan balik.Padahal, sudah fitrahnya pria tidak senang berkontak mata. Ia lebih senang fokus ke benda.

Ada juga Corpus Collusum. Otak tengah yang menghubungkan otak kiri dan otak kanan. Di sini, wanita memiliki Corpus Collusum dengan ketebalan 30%, sementara pria jauh tipis di bawahnya. Hal ini membuat koneksi otak wanita cepat nyambung, mudah baginya menjadi makhluk multitasking, sebab bisa mengerjakan beberapa pekerjaan dalam satu waktu sekaligus. Berbanding terbalik dengan pria yang tak bisa melakukan tugas ganda dalam sekali waktu.

Karena beragam perbedaan itu, maka menjadi penting memahami watak pasangan kita. Sebab hal ini dijelaskan sendiri di Surah Al-Isra ayat 84, "Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing."
Watak menjadi fondasi  dasar yang telah melekat sejak pasangan kita dikandungkan. Jadi bagaimana mungkin kita ingin mengubah seenak hati hal yang telah mengakar kuat itu. Ibarat begini, kita bisa memaksa kuda ke tepi sungai, namun tidak bisa memaksa kuda meminum airnya. Ada hal tertentu, yang sulit untuk kita tuntut kepada pasangan, dialah watak.

Terdapat empat tipe watak manusia. Pertama, watak penonton. Watak ini berhasrat damai, atau istilahnya plegmatis. Watak ini mencintai kedamaian, butuh keberartian, butuh penghargaan diri, tidak suka komentarnya ditepiskan.Kedua, watak penulis skenario.Watak ini berhasrat sempurna, bergenre melankolis.ia senang dengan dukungan,tenang sendiri, suka diberi ruang, dan emosinya stabil. Ketiga, watak artis. Watak ini berhasrat penggembira, istilahnya Sanguinis. Orang Sanguinis suka diperhatikan,tidak suka dikoreksi, penuh kasih sayang,dan jika berbicara sering menyentuh tangan lawan ceritanya.

Keempat ialah watak sutradara, yang berhasrat penghargaan.Istilahnya korelis. Orang jenis ini butuh penghargaan, berkemauan keras, dan senang memimpin.

Dalam diri manusia, terdapat dominasi satu watak dari keempat watak ini. Di rumah tangga, suami yang berwatak sutradara, tentu tak akan suka jika dipaksa bertransisi menjadi watak artis. Begitupun sebaliknya. Jadi, tugas kita sebaiknya memahami dan memaklumi. Memperkokoh komunikasi dengan membaca baik-baik watak pasangan kita. Mengerti fitrah masing-masing. Sebab Allah menciptakan pasangan hidup dari jenis kita sendiri, agar bisa hidup dengan ketenangan hati. ❤😇
#PerempuanBPSMenulis
#MenulisAsyikBahagia
#15HariBercerita
#harike-12

0 komentar:

Posting Komentar