“Aku mulai menunggu. Pikiranku berkecamuk liar. Aku
antara sibuk memikirkan hal-hal praktis yang mesti kulakukan untuk bertahan
hidup, dan tersiksa oleh rasa sakit. Aku menangis tanpa suara.”
Demikian
salah satu paragraf dalam novel ‘Life Of
Pi’. Kisah nyata yang dibukukan oleh penulis dunia, Yann Martel. Membaca tuntas
buku ini, saya seperti ikut merasakan ketegangan dan ketakjuban yang luar biasa. Siang malam dibisiki
oleh nyanyian-nyanyian kematian. Akankah kita bisa bertahan sekuat-kuatnya atau
lebih memilih mati sebagai jalan keluar?
Adalah
Piscine Molitor Patel, yang kemudian disingkat Pi Patel. Seorang pemuda berumur
16 tahun, korban kapal karam. Dikisahkan Pi Patel berasal dari Kota Pondicherry,
India, dan dibesarkan dari keluarga penyuka binatang. Ayahnya adalah seorang zookeeper, dan pemilik kebun binatang
terbesar di Pondicherry. Hari-hari Pi Patel berkawan dengan kelucuan dan
kegarangan binatang. Mulai dari kura-kura yang membentuk piramida, jerapah yang
anggun dan pendiam, unta yang bermuka mesum, hingga harimau bengis pemakan kambing.
Namun karena
kediktatoran politik baru yang buruk di negaranya, sehingga ayahnya
mengalami ketakutan akan ancaman kehidupan kebun binatangnya. Hingga keluarga
ini memutuskan hijrah ke Kanada. Segala dokumen perizinan dengan birokrasi
Pondicherry dinegosiasi. Beberapa binatang dan reptilnya akhirnya dijual.
Sementara sebagian besar binatang, beserta kandang-kandang berikut ton-ton makanannya turut dilayarkan
ke negeri Pohon Maple.
Mungkin mimpi paling jahat bagi Pi Patel, tanggal
21 Juni 1977 ketika kapal kargo berbendera Jepang (Tsimtsum), miring hingga
tenggelam karena amukan badai dahsyat di perairan Pasifik. Badai ini berhasil meluluhlantakkan
seluruh isi kapal. Keluarga Pi hilang seketika. Awalnya, Pi Patel berusaha menjelaskan suara ledakan dan
kekacauan pada Anak Buah Kapal (ABK). Namun ABK dengan niat bulus yang
tersembunyi, lalu melemparkan Pi ke satu-satunya sekoci yang berhasil
diturunkan. Di sekoci dengan panjang delapan meter itu, Pi baru menyadari, di
sana juga ada seekor zebra yang patah kakinya, orangutan, hyena, dan harimau Royal
Bengal.
Badai
reda dan Pi merenungkan situasi yang sulit. Si hyena menggigit kaki zebra hingga
putus, lantas merobek isi perutnya. Berikutnya mengoyak-ngoyak tubuh orangutan
yang bermata sendu. Dua binatang ini disantapnya dengan rakus. Pada saat itulah, Pi Patel baru menyadari
jauh di bawah kakinya, menyembul kepala Richard
Parker, harimau Royal Bengal dengan berat 225 kg. Pi Patel nyaris pingsan
menghadapi fakta ini. Ia terombang-ambing di tengah Samudera Pasifik ini,
bersama dengan seekor harimau superior.
Jika si Hyena dengan berat 70 kg
saja dengan mudahnya mencabik-cabik badan zebra dan orang utan. Meskipun selanjutnya, giliran dia mendapat
perlakuan yang sama dari Richard Parker, dimakan mentah-mentah. Bagaimana
dengan harimau seberat 225 kg ini! Ketakutan itu menggerayangi pikiran Pi
Patel. Ancaman kematian itu menari-nari di pelupuk matanya. Berdua di tempat selebar 2, 5 m, tinggi 1 m, dan panjang 8 m
bersama binatang bengis ini. Dan tanpa makanan lezat yang biasa disantapnya di
Pondicherry. Bisa anda bayangkan apa yang terlintas di kepala remaja tanggung
ini.
Namun rupanya, harimau superior ini
tidak menunjukkan geliat yang ditakuti Pi Patel. Sungguh ajaib, meskipun
sepertiga dari bagian sekoci di kuasai oleh tubuh lorengnya. Dia tetap bertahan
pada teritorinya di dasar sekoci. Namun, Pi Patel tak merasa di atas angin, dia
tetap saja resah dan waspada. Sekali cakaran Richard Parker ke wajahnya, bisa
jadi neraka penyiksaan baginya. Apalagi sang harimau tidak sedang di kebun
binatang, yang berkilo-kilo daging makanannya disiapkan secara teratur. Dia
bersama seorang manusia, yang bukan tidak mungkin bisa menjadi daging santapannya ketika lapar.
Namun Pi sedikit beruntung, sekoci ini rupanya
disiapkan komplit dengan loker yang
berisi makanan, berliter-liter air mineral, alat suling tenaga matahari untuk mengolah air tawar,
obat-obatan, dayung, pelampung, cokelat, selimut, stok biskuit yang menggunung,
alat pancing, dan peralatan kapal lainnya. Kabar baik ini seperti anggur
kehidupan di tengah hantaman kepedihan yang begitu memilukan. Meskipun untuk
menemukan loker ini, Pi harus mengucurkan banyak keringat mencari celah di
antara badan sang harimau.
Ternyata, mendengar Richard Parker menggeram tiap
saat, melihat tatapan tajamnya, serta hentakan kakinya yang terasa gempa di
dasar tanah, memaksa Pi Patel untuk membuat rakit dari beberapa pakaian
pelampung, dayung, dan tambang. Hingga dia bisa sedikit menjauh dari sekoci
berisi hewan dari filum Chordata ini. Namun, badai kemudian datang dan langsung memporak-porandakan
pertahanan kecilnya di samping sekoci. Jadilah Pi Patel dipaksakan kembali
berkawan dengan Richard Packer di atas sekoci, melawan ganasnya gelombang samudera
terbesar di dunia ini.
Kehidupan terus berlanjut , Pi Patel
terombang-ambing bersama Richard Packer.
Tuhan benar-benar membuktikan kemahabesarannya. Siang hari laut terbuka terasa
terang, panasnya matahari telah meluruhkan pakaian Pi. Dan malam hari, ancaman
kematian dalam kegelapan kembali menghantui. Jam demi jam berlalu lamban,
unsur-unsur kengerian itu silih berganti menghantui Pi Patel. Akankah dirinya mati dimakan harimau ?tenggelam di ganasnya
laut? atau mati kelaparan? Namun, Pi Patel berusaha melawan bayang kematian
itu. Dia percaya, semua adalah otoritas Tuhan. Dan mengenai ambisinya untuk
mengenal Tuhan dengan memeluk tiga agama sekaligus .Islam, Kristen, dan Hindu
tetap dilakoninya di atas sekoci. Ia menjalankan shalat tanpa tahu kiblat, Misa seorang diri, Puja di hadapan penyu.
Karena dengan ini, dia bisa tenang kembali, tanpa amarah, dan menganggap
laut ini adalah lahan luas milik Tuhan. Pi
memang tidak pernah mengeluh atau mencari
letak keadilan pada Tuhan. Baginya, bertahan bersama Richar Packer adalah harga
mati. Meskipun, di bagian novel ini juga dikisahkan Pi yang nyaris mati dan
sudah menyerah. Tapi justru kehadiran Richard Packer membangun semangat
tersendiri buatnya.
Kebiasaan Pi sebagai vegetarian, memaksanya berubah
haluan menjadi seorang karnivora di atas laut, untuk memperjuangkan nafas.
Memakan mentah segala jenis biota laut. Hanya
itu pilihan terakhirnya tatkala remah-remah biskuit dan persediaan makanan lainnya lenyap termakan
badai. Dia bersaing dengan hiu-hiu dan paus untuk mendapatkan ikan terbang
(dorado), penyu, kepiting, ganggang, keong hijau, dan makhluk laut lainnya. Dan
dengan ini, dia jadi sumber kehidupan Richard Packer karena tangkapan ikan-ikannya.
Inilah salah satu jurus pamungkas Pi Patel, mempertegas dominasinya dengan
menyediakan makanan untuk harimau raksasa ini.
Kepiluan Pi tak
berhenti, saat sekoci terdampar di sebuah pulau aneh. Pohon yang tumbuh langsung
dari vegetasi, tanpa tanah apapun. Pi dan Richard Parker tinggal di sini selama
beberapa waktu, tidur di sekoci mereka dan menjelajahi kepulauan di siang hari.
Semula, Pi merasa kehidupan baru telah menjemputnya di pulau ini. Namun Pi
menemukan sebuah koloni besar meerkat-meerkat
yang tidur di pohon-pohon dan kolam air tawar. Suatu hari, Pi menemukan gigi
manusia dalam buah pohon . Dan akhirnya sampai dikesimpulan bahwa pulau itu
adalah pulau karnivora. Dia dan Richard Parker kembali melaut, menjauh
mengarungi samudera dengan luas sekitar 165 juta km .Hingga akhirnya atas kuasa Tuhan, ia mengakhiri
perjalanan bersama sang harimau sekitar tujuh bulanan itu di pantai Meksiko, tanggal 14 Februari 1978
Terlepas dari ateis maupun agnostik Pi dalam kisah
ini. Setidaknya kisah sejarah ini mengandung pesan alam bagi kita semua.
Sesuatu yang sangat sulit dicerna oleh nalar maupun logika. Dan sangat lebih
mustahil lagi, jika kita melihat dari perspektif ilmiah. Dengan pertimbangan
kesehatan, fisik, metabolisme tubuh, serta mental yang seharusnya Pi makin hari
makin melemah. Namun, justru kehadiran
harimau raksasa dalam petulangan tujuh bulannya di samudera dengan kedalaman
rata-rata 4.250 m ini, membangun semangatnya untuk bertahan. Akan berbeda
mungkin, jika hantaman itu dilaluinya seorang diri. Mati, bisa jadi jalan
terbaik, dibanding sebatang kara di perairan Pasifik. Tuhan membuktikan kemahabesarannya,
dengan memberi kehidupan baru bagi sang petarung. Maka, kepada siapa kita akan
berterimakasih jika berada di posisi Pi Patel?
1 komentar:
TOKO HANDPHONE TERBESAR TERLENGKAP TERMURAH TERPERCAYA NABILA SHOP Produk dijamin asli orginal.Dapatkan harga promo Nabila Shop Barang yang Kami Tawarkan Semuanya Barang ASLI ORGINAL Ada Garansi Resmi Distributor dan Garansi TAM 2 bebas resiko bebas penipuan.
Semua Produk Kami Baru dan Msh Tersegel dLm BOX_nya.
BERMINAT HUB-SMS 085-757-299-675 ATAU KLIK WEBSET RESMI KAMI http://nabilashop77.blogspot.com
Ready Stock! Samsung Galaxy S4 Mini Rp.2,500.000
Ready Stock! Apple iPhone 5 Rp.2,700.000
Ready Stock! BlackBerry 9380 Orlando - Black.Rp.900.000,-
Ready Stock! BlackBerry Curve 8520 Gemini.Rp.500.000,-
Ready Stock! BlackBerry Bold 9780 Onyx 2.Rp.800.000,-
Ready Stock! Blackberry Curve 9320.Rp.700.000,-
Ready Stock! Samsung Galaxy Note 10.1.Rp.2,500.000.
Ready Stock! Samsung Galaxy Tab 2 (7.0).Rp. 1.000.000
Posting Komentar