Alhamdulillah..6 bulan telah berlalu. Persis di tanggal ini kamu lahir, anakku. Sebuah kebanggaan tiada taranya bisa melahirkanmu secara normal, dan memberimu nutrisi terbaik & termahal di dunia ini. Enam bulan, kamu bergantung hidup dari ASI Ummi, nak. Biarkan orang mencap Ummi pamer ataukah lebay. Mereka mungkin tidak tahu, ada perjuangan besar selama 6 bulan ini memberimu air emas . Ummi sekuat tenaga melawan syndrom Baby Blues. Ummi dibayang2ngi kengerian & ketakutan yang mencekam tiap malam pasca kelahiranmu. Mengingat dengan jelas jam2 melawan maut menuju detik kelahiranmu.
Jumat, 18 November 2016
Minggu, 05 Juni 2016
Ketakjuban Demi Ketakjuban Menyambut Dzakiyyah
Momen kehamilan kemarin masih membuat saya tak henti takjub. Melalui bulan demi bulan kehamilan yang penuh hikmah. Satu nyawa berjuang hidup 9 bulan lamanya di rahimku yg sejatinya hanya seukuran telur ayam. Lalu membesar hingga berpuluh kali lipat menampung segopok daging bernyawa hingga seberat 3 kg. Rahim itulah berperan mnjadi papan kokoh, menjadi kamar yang begitu nyaman dan hangat bagi tubuh seorang bayi mungil. Kemana kaki ini melangkah, dia pun turut di balik perutku. Gundah dan sukacita yg bergejolak di nurani ini, dia pasti merasakan. Seperti ada ikatan batiniah yang kuat antara Ibu& anak dari 2 alam kehidupan yg berbeda.
Minggu, 27 Maret 2016
Rahma & Jasman
Jodoh benar misteri Tuhan. Dia lah Maha Kuasa perancang segalanya. Membuat yg mungkin mnjadi tidk mungkin. Dan menyulap dlm sekejap, yg tdk mungkin mnjadi mungkin. Dia lah Maha Pembolak_ balik hati, membuat yg hampir pasti mnjadi tidak pasti. Membuat yg tdk pasti mnjadi hampir pasti dan pasti.
Minggu, 10 Januari 2016
Suamiku, Engkaulah Syurga Sebelum Syurga!
Awan bergelayut
manja pagi itu. Sisa-sisa hujan
semalam, menyejukkan pagi nan
lembut, melahirkansuasana romantis yang
terikat tali silaturrahim. Pagi
itu, dua pihak
keluarga besar bertemu
dan bersatu,menyaksikan dan mendoakan
langsung dua anak manusia yang akan
saling menghalalkan. Suamiku,
Minggu,26 Juli 2015,
engkau telah ber-Mitsaqan Ghaliza,
berjanji sepenuh hati
di hadapan Allah
SWT.
Disaksikanmalaikat-malaikat-Nya. Janji yang kokoh dan bulat. Sebulat
suaramu menjawab ijab yang keluar dari suara serak Ayahandaku. Meminangku
dengan mahar ikhlasmu.
Memperistriku sepanjang hayatmu,
menjadi pengikut Rasulullah SAW,
menanggung segala dosa maupun amalanku, serta mengejar Jannah-Nya bersamaku,
bersama qurrata a’yun kita kelak. Enam bulan lamanya kita telah ber-kekasih dalam lautan Rahmah. Hidup berduaan dalam rumah kecil kita. Engkau melaksanakan kewajibanmu
menafkahiku lahir dan batin. Jangan ditanya lagi soal peranmu sebagai imam.
Sudah Idealkah ‘Mitra’ Kita?
(Shaela
Mayasari, KSK Kecamatan Marusu, Kabupaten Maros, Sul-Sel)
Tulisan ini diterbitkan di Majalah Varia Statistik Edisi Bulan November 2015.
Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan data
BPS semakin tinggi dan beragam. Banyak pihak yang makin mempercayakan BPS
sebagai lembaga yang berkompeten untuk kebutuhan data mereka. Baik itu dari
pemerintah maupun swasta. Ini jelas menjadi tantangan tersendiri. Sehingga
semakin ke sini, beban kerja BPS semakin
berat, baik itu di tingkat pusat maupun
tingkat daerah. Kegiatan dan survei-survei ad-hoc
pun membanjir di tengah pekerjaan rutin
BPS.
Terkhusus
kegiatan pencacahan/pengumpulan data dan pengolahan, mustahil hanya mengandalkan tenaga organik
saja, apalagi untuk sensus dan survei yang skalanya besar. Jumlah sampel yang
berkali lipat lebih dari biasanya. Dan penyebaran wilayah pencacahan yang makin
meluas. BPS sendiri melaui Perka BPS Nomor 77 tahun 2012 telah menjamin adanya Tunjangan Kinerja (Tuki)
setiap bulannya, sebagai kompensasi
kepada semua pegawai atas agenda reformasi birokrasi. Dengan
mempertimbangkan tiga komponen, yakni tingkat pencapaian kinerja pegawai,
tingkat kehadiran menurut hari dan jam kerja, serta ketaatan pada kode etik dan
disiplin pegawai.
Pemberian
Tuki ini secara otomatis membatasi ruang gerak pegawai BPS untuk terlibat penuh
dalam semua proyek survei dan sensus. Dengan pertimbangan honor kegiatan yang
tak mungkin dobel bersama Tuki. Jumlah pegawai BPS di negeri ini pun tidak mampu mengakomodir seluruh pekerjaan-pekerjaan besar ini. Untuk proyek besar seperti sensus dan
sekelasnya, tenaga mitra menjadi tumpuan
BPS. Kita menyadari, mitra adalah
bagian lain dari tubuh BPS, tapi
perannya begitu vital untuk kualitas data kita. Ini menyangkut kepercayaan
publik akan data BPS yang diharapkan independen dan kredibel. Maka kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) para mitra ini mutlak menjadi perhatian serius kita
semua.
Senin, 10 Agustus 2015
Bersamamu, Sempurna Dienku
Aku terima
untuk menikahinya, Shaela Mayasari binti Anshar Sandje dengan membayar mas
kawin sebuah kalung emas dan seperangkat alat shalat dibayar tunai karena Allah.
Seuntai
kalimat panjang, dengan sekali tarikan nafasmu itu memecah hening, menjawab
kelegaan yang sekian lama terpendam. Membungkam
rasa takut dan mawas yang belakangan minggu
terus menghantui. Sorak keluarga, kerabat, & sahabat merangkul keharuan
kita pagi itu. Wajah-wajah teduh itu turut pula menjemput syukur dan bahagia kita.
Suamiku, Minggu, 26 Juli 2015, engkau telah
bersedia ber-Mitsaqan Ghaliza (berjanji dan bersumpah) di hadapan Allah dengan
disaksikan manusia dan malaikat- malaikatnya. Memuliakanku dengan mahar ikhlasmu.
Menjawab ijab yang keluar dari suara serak & bibir gemetar Ayahandaku. Menggantikan
perannya yang telah 27 tahun menanggung hidupku. Yang telah bertanggungjawab
akan segala dosa dan amalan-amalanku. Hari itu, engkau meminta izin untuk
menggantikan perannya itu. Menjadikanku sebagai amanahmu, hidup dan mati.
Minggu, 26 April 2015
BILAL
Bunyi melodi hp pertanda sms
masuk. Pesan panjang datang menguak bahagia. Kabar kelahiran anak pertama
seorang sahabat. Sms berlanjut dengan obrolan panjang dengannya, sahabat yang
lima tahun kemarin menjadi saudara
seperjuangan di bangku kuliah. Ada tangis haru dan bahagia mendengar kisahnya
yang selamat dari pertaruhan besar ketika melahirkan. Namun semua kesakitan itu
lenyap terkalahkan oleh malaikat kecil yang keluar dari rahimnya. Malaikat
kecil yang akan melengkapi keluarga kecilnya yang telah dirajut selama setahun
terakhir. Putra mungilnya bernama
Sultan. Begitu girangnya dia tiap kali mengisahkan putra kecilnya yang jarang
menangis. Dia bahagia, karena tidak terlalu dipusingkan dengan tangis panjang
bayi yang kerap menyusahkan orang tua-orang tua baru. Terlebih jika tangis
panjang tersebut melengking di tengah sunyinya malam. Ia menuturkan sungguh
beruntung dikaruniai putra yang sabar sedari kecil. Harapan besar serta untaian
doa disisipkan pada tiap tetes ASI yang diberikan kepada Sultan. Kelak menjadi
putra kebanggan keluarga.